Minggu, 11 November 2012

laporan kimia larutan,koloid dan suspensi


A.      TUJUAN                      
·         Mengamati berbagai perbedaan yang tampak pada suspensi, larutan sejati dan koloid.
B.      LANDASAN TEORI
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi(campuran kasar). Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair maupun gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid. Koloid dapat didefinisikan sebagai system heterogen, dimana suatu zat “didispersikan” ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang didispersikan berukuran dari satu nanometer sampai satu micrometer. Nama koloid diberikan oleh Thomas Graham pada tahun 1861. Istilah itu berasal dari bahasa Yunani, yaitu “kolla” dan “oid”. Kolla berarti lem, sedangkan oid berarti seperti. Dalam hal ini, yang dikaitkan dengan lem adalah sifat difusinya, sebab system koloid mempunyai nilai difusi rendah, seperti lem. Larutan biasa, misalnya larutan garam, yang memiliki nilai difusi lebih besar disebut kristaloid. Koloid mempunyai nilai difusi yang renddah karena partikelnya berukjuran lebih besar daripada molekul, yaitu berukuran maksimum satu micrometer, tetapi tidak dapat mengendap. Larutan koloid biasanya tidak jernih, tetapi translusen. Hal ini disebabkan oleh Efek Tyndall. Partikel koloid dapat dipisahkan dari molekul lainnya dengan cara dialysis mengunakan membrane semipermeabel. Dengan cara ini, partikel koloid akan tertahan tetapi molekul lainnya yang lebih kecil dapat dilewati membran. Secara makroskopis, koloid tampak homogen, namun secara mikroskopik koloid bersifat heterogen.
Sistem koloid perlu dipelajari karena berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari – hari. Cairan tubuh,seperti darah, adalah system koloid. Bahan makanan, seperti susu, keju, nasi, santan dan roti adalah system koloid. Jika dilihat dengan mikroskop ultra, santan memiliki partikel minyak yang tersebar di dalam air. sehingga santan memiliki dua fase. Salah satu fase, yaitu air bersifat kontinu, sedangkan yang satunya lagi yaitu minyak bersifat diskontinu(terputus – putus). Selanjutnya, fase kontinu disebut medium dispersi, sedangkan fase yang diskontinu disebut sebgai fase terdispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan zat disebut medium dispersi. Contoh koloid yang lain adalah asap dan kabut. Asap adalah campuran zat padat dengan gas, dalam hal ini partikel karbon dalam udara, sedangkan kabut adalah campuran cairan dengan gas, yaitu campuran titik – titik air dengan udara.
Apabila kita campurkan gula dengan air, ternyata gula larut dan diperoleh larutan gula. Di dalam larutan, zat terlarut tersebar dalam bentuk partikel yang sangat kecil, sehingga tidak dapat dibedakan lagi dari mediumnya walaupun menggunakan mikroskop ultra. Larutan bersifat kontinu dan merupakan satu fase. Ukuran partikel zat terlarut kurang dari satu nm. Larutan bersifat stabil dan tidak dapat disaring.
                                                              











Tabel perbandingan sifat larutan, koloid, dan suspensi

Larutan
(Dispersi molekuler)
Koloid
(Dispersi koloid)
Suspensi
(Dispersi kasar)
Contoh : larutan gula dalam air
Contoh : campuran susu dengan air
Contoh : campuran tepung terigu dengan air
1.         Bersifat homogen, tak dapat dibedakan walaupun  menggunakan mikroskop ultra
1.        Secara makroskopis homogen tetapi bersifat heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra
1.            Bersifat heterogen
2.         Semua partikel berdimensi (panjang, lebar, atau tebal) kurang dari 1 nm
2.       Partikel berdimensi antara 1 nm sampai 100 nm
2.          Salah satu atau semua dimensi partikelnya lebih besar dari 100 nm
3.       Satu fase
3.       Dua fase
3.          Dua fase
4.       Stabil
4.      Pada umumnya stabil
4.          Tidak stabil
5.       Tidak dapat disaring
5.       Tidak dapat disaring kecuali dengan penyaring ultra
5.          Dapat disaring

C.      ALAT DAN BAHAN
Tabel alat
No.
Alat
Keterangan
1.
Erlenmeyer
3
2.
Corong
3
3.
Pengaduk(spatula)
3
4.
Kertas saring
Secukupnya



Tabel Bahan
No.
Bahan
Keterangan
1.
Pasir
Secukupnya
2.
Susu bubuk
Secukupnya
3.
Sirup
Secukupnya
4.
Air
Secukupnya

D.      CARA KERJA

1.         Siapkan tiga buah gelas kimia dan tandai masing – masing gelas kimia dengan huruf A, B, dan C. 
2.       Isi setiap labu gelas kimia dengan air secukupnya.
3.       Masukkan sirup ke dalam gelas kimia A, susu bubuk ke dalam gelas kimia B, dan pasir ke dalam gelas kimia C.
4.       Aduk setiap campuran dalam gelas kimia tersebut kemudian diamkan selama 15 menit.
5.       Amati keadaan ketiga campuran setelah didiamkan dan masukkan hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan.
6.       Siapkan labu Erlenmeyer dengan corong diatas labu.
7.       Kemudian taruh kertas saring di corong.
8.       Saringlah dengan bergantian masing - masing campuran dan catat hasilnya.
Catatan     :          Corong harus dibilas dan dikeringkan sebelum ddigunakan untuk
menyaring campuran yang berbeda.
E.       TABEL PENGAMATAN

No.
Sifat campuran
Campuran air dengan…
Sirup
Susu bubuk
Pasir
1.
Larut / mengendap
Larut
Larut
Tidak larut
2.
Bening / keruh
Bening
Keruh
Keruh
3.
Satu fase/ Dua fase
Satu fase
Dua fase
Dua fase
4.
Stabil / tidak stabil
Stabil
Stabil
Tidak stabil
5.
Dapat disaring/ tidak dapat disaring
Tidak dapat disaring
Tidak dapat disaring
Dapat disaring


F.       ANALISIS DATA
Campuran seperti sirup dengan air tergolong larutan sejati atau larutan, campuran susu bubuk dengan air tergolong koloid, sedangkan campuran pasir dengan air tergolong suspensi.
Jika kita mencampurkan air dengan susu bubuk instan, ternyata susu larut tetapi larutan itu tidak bening melainkan keruh. Jika kita diamkan campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan(hasil penyaringan tetap keruh. Secara makroskopis campuran ini tampak homogen. Akan tetapi, secara mikroskopis partikel – partikel susu yang tersebar di dalam air masih dapat dibedakan. Campuran seperti inilah yang dinamakn koloid. Pada campuran susu dengan air, fase terdispersinya adalah lemak, sedangkan medium pendispersinya adalah air.  
Saat kita mencampuran air dengan pasir, pasir tidak larut didalam air. walaupun campuran ini diaduk, lambat laun pasir akan memisah dan mengendap di dasar gelas. Campuran seperti ini disebut suspensi. Suspensi bersifat heterogen dan tidak bersifat kontinu, sehingga merupakan sistem dua fase. Suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan.

G.      PERTANYAAN
1.         Diantara ketiga campuran di atas manakah yang merupakan suspensi, larutan sejati, dan koloid ?
Jawaban    :          
v  Suspensi                 :           campuran air dengan pasir
v  Larutan sejati         :           campuran sirop dengan air
v  Koloid                    :           campuran susu bubuk dengan air

2.       Apa yang membedakan antara suspensi, larutan sejati dan koloid ?
Jawaban    :          
Yang membedakan ketiga campuran diatas adalah ukuran partikel, sifat campuran (larut/mengendap, dapat disaring/ tidak, stabil/tidak, meninggalkan residu/tidak,bening/keruh), mengalami satu fase/ dua fase, secara makroskopik homogen/heterogen, secara mikroskopik homogen/heterogen.


3.       Apa kesimpulan dari praktikum di atas ?
Jawaban    :          
Campuran air dengan sirup merupakan larutan sejati, karena memiliki sifat larut, bening, mengalami satu fase(homogen), stabil, tidak dapat disaring,dan meninggalkan residu. Di dalam larutan zat larut tersebar dalam partikel yang sangat kecil, sehingga tidak dapat dibedakan lagi dari mediumnya walaupun menggunakan system mikroskop ultra.
Campuran air dengan pasir merupakan suspensi, karena larutan tersebut memiliki sifat tidak larut meskipun diaduk dan didiamkan dalam medium pendispersinya sehingga mengendap(mengalami sedimentasi), keruh, mengalami dua fase, tidak stabil, larutannya heterogen, dan campuran ini dapat dipisahkan dengan penyaringan.
Campuran air dengan susu bubuk merupakan koloid, karena memiliki sifat susu bubuk dapat larut dalam medium pendispersi yaitu air, keruh, mengalami dua fase, tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan(hasil penyaringan tetap keruh). Secara penglihatan dengan mata telanjang kita/ makroskopis, campuran ini tampak homogen. Tetapi sebenarnya, di dalam air masih tersebar partikel – partikel lemak dan susu.
Meskipun sama – sama berupa campuran dua zat atau lebih, ternyata dari ketiga campuran dalam percobaan memiliki perbedaan dari segi bentuk, sifat, ukuran, serta fasenya yang dikelompokkan ke dalam tiga macam jenis disperse, yaitu dispersi halus(larutan), dispersei koloid, dan dispersi kasar(suspensi).



























2 komentar: